MUHASABAH
Muhasabah
bukanlah kata yang asing untuk telinga kaum muslimin. Kata muhasabah semakin
dekat dan akrab karena para dai selalu mengajak umatnya untuk melakukan
muhasabah. Mereka mempergunakan waktu seperti pada malam akhir tahun, sekaligus
menyambut awal tahun Hijriah. Namun apa sih sebenarnya muhasabah itu ???
Muhasabah
dapat diartikan sebagai perenungan diri untuk menghitung apa yang elah kita
lakukan ebelum Allah SWT menghisab amal kita pada Hari Pembalasan. Merenung,
melakukan introspeksi, mawas diri kemudian melakukan perbaikan, dan peningkatan
prestasi semaksimal mungkin.
Didalam
sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau
berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya
sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang
lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap
Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)
Hadits di atas menggambarkan urgensi muhasabah (evaluasi diri)
dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Karena hidup di dunia merupakan
rangkaian dari sebuah planing dan misi besar seorang hamba, yaitu menggapai
keridhaan Rab-nya.
Perenungan
disini bukan hanya sekedar merenung kemudian berhenti dan menganggap selesai
sudah semua urusan. Belum, ini merupakan bagian dari proses menjadi pribadi
unggul. Merenung untuk melakukan koreksi, perbaikan, dan peningkatan prestasi.
Setiap Manusia
yang hidup di Dunia toh akan
meninggal dunia, untuk itu kita harus mempersiapkan bekal untuk akhirat nanti. Cermin
yang paling baik adalah masa lalu, setiap individu memiliki masa lalu yang baik
ataupun buruk, dan sebaik-baik manusia adalah selalu mengevaluasi dengan
bermuhasabah diri dalam setiap perbuatan yang telah ia lakukan. Sebagaimana
pesan Sahabat Nabi Amirul Mukminin Umar bin Khottob :
"Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum kalian dihisab dihadapan Allah
kelak"
Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksi
tingkat nilai kemanfaatan dia sebagai seorang hamba Allah Swt. yang segala
sesuatunya akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak.
Muhasabah begitu
penting bagi kita, setiap segala sesuatu yang kita lakukan di dunia yang ana
ini, akan di investasikan untuk bekal di akhirat, nah terkdang manusia khilaf akan perbuatannya yang merupakan cirri umum
pada diri manusia. Melakukan perbuatan yang secara tidak disengaja menyakiti
orang lain atau menyakiti diri sendiri. Untuk itu setidaknya kita melakukan
Muhasabah diri yang sama dengan UAS dll.
#Semoga
kita lulus dengan nilai yang cukup untuk menuntun kita ke Syurga Allah SWT
Sumber:
Bachrun, S. (2011). Manajemen Muhasabah Diri. Bandung:
Mizania